Urutan Kesunahan Dalam Berwudhu
Sahabat syariatkita, sebagai tambahan pahala biasanya ketika kita mengerjakan kewajiban tentunya kita akan melaksanakannya sesuai dengan tuntunan syariat yang diajarkan oleh baginda Agung Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Selain mendapatkan pahala dobel, artinya kita tidak hanya mendapatkan pahala dari menjalankan kewajiban syariat saja akan tetapi juga mendapatkan pahala karena mengerjakan kesunahan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Titik poin disinilah yang kadang ada sebagian orang yang menganggap sepele, artinya espektasi ia dari menjalankan ibadah mungkin hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Sedangkan disisi lain, jikalau kita benar-benar memperhatikan ketentuan syariat dengan tidak hanya mengerjakan rukun yang menjadi kewajiban saja akan tetapi juga mengerjakan kesunahan yang dituntunkan oleh syariat maka tidak terasa kita telah mendapatkan pahala dobel; yaitu pahala wajib dan pahala sunah.
Hal-hal sebagaimana di atas akan menjadi kebiasaan dan dapat mendarah daging jika kita telah terbiasa dan membiasakan diri melakukan kesunahan-kesunahan yang diajarkan oleh syariat. Ada yang berpendapat, tujuan kita ibadah bukannya hanya karena Allah Ta'ala? Kalau berbicara hal itu, para sahabat sudah pada tahu dong ya... Karena di dalam Al-Qur'an sendiri disampaikan bahwa:
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاِتيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
"Inna sholatii wanusukii wamahyaaya wa mamaati lillahi robbil 'alamiin"
"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam."
Sudah tidak diragukan lagi bahwa pastilah segala bentuk ibadah kita, tiada lain hanyalah untuk Allah semata. Inilah tujuan yang memang harus dipertahankan. Akan tetapi sama-sama melakukan ibadahnya, sama sama mengerjakan sholat, sama-sama dzikir dan ibadah lain bukankah kit aakan lebih baik manakala sesuai dengan tuntunan yang diajarkan Rasulullah melalui sunah-sunahnya.
==> Baca Juga:
- Cara Wudhu Yang Benar sesuai Tuntunan Rasulullah SAW
- Keutamaan Menyempurnaan Wudhu
- Urutan Kesunahan Dalam Berwudhu
- Hikmah Puasa
- Keistimewaan Bulan Ramadhan dan dalilnya
- Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban
- Cara Menggunakan Siwak Sesuai Tuntunan Rasulullah
Ibarat orang yang mendirikan bangunan, sama-sama membangun kenapa tidak sekalian yang bagus sehingga kita nyaman tinggal di dalamnya, jikalau orang berdagang kita sekiranya dapat menghasilkan untung lebih banyak mengapa kita tidak mengambilnya. Mungkin itu ibarat sederhana yang mudah ditangkap oleh akal, sehingga kita dalam beribadah pula termotivasi untuk mengerjakan kesunahan-kesunahan yang ada di dalamnya. Oke para sahabat, mengenai kesunahan-kesunahan berwudhu akan kami jelaskan dalam pembahasan berikut.
Kesunahan-kesunahan dalam berwudhu
Setelah kita mempelajari tatacara berwudhu yang benar sesuai yang diajarkan oleh syariat, tiba saatnya dalam pembahasan ini akan kami jelaskan tentang hal-ihwal yang sunah dikerjakan selama kita berwudhu. Adapun kesunahan berwudhu sedikitnya meliputi 3 aspek utama yaitu:
- Kesunahan yang bersifat qouli atau perkataan
- Kesunahan yang bersifat fi'li atau berbuatan, dan
- Kesunahan yang bersifat takyifi atau kesunahan yang berhunungan dengan tatacara wudhu
Kesunahan yang bersifat qouli
Kesunahan dari segi ini mengajarkan seorang mutawadhi' atau orang yang mengerjakan wudhu terlebih dahulu membaca tasmiyah atau basmalah. Adapun lafal tasmiyah yang mashur yaitu:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Bismillahirrohmanirrohimi"
Meskipun demikian dalam kondisi yang mepet, seperti misalkan iqomah atau panggilan solat sudah dikumandangkan maka kita hanya cukup membaca "Bismillah" saja dan kita telah mendapatkan kesunahan bertasmiyah.
Kesunahan yang bersifat fi'li
Kesunahan dari segi perbuatan atau kesunahan berwudu yang kaitanya dengan pekerjaan yaitu ada tujuh. Ketujuh sunah tersebut meliputi:
- Membasuh kedua telapak tangan sebelum berwudhu. Dalam hal ini sebelum seseorang mengerjakan wudhu dan mengambil air wudhu maka terlebih dahulu disunahkan membasuh dan membersihkan kedua telapak tangan agar kotoran yang ada di tangan hilang sehingga basuhan ke muka benar-benar menggunakan air yang bersih dan suci.
- Berkumur (madzmadzoh) untuk menghilangkan sisa kotoran atau makanan yang ada di mulut. Dengan berkumur maka kotoran di mulut akan hilang dal solatpun menjadi lebih khusyu'.
- Menyedot air ke dalam rongga hidung dan menyemprotkannya klembali (istinsyaq). Dengan menyedot air kedalam hidung dan membuangnya kembali maka semua kotoran yang ada di bulu hidung dapat keluar dan bersih.
- Membasuh rambut dagu (jenggot) yang tebal atau tahlilullihyah. Jadi kesunahan dalam hal ini manakala ada orang yang janggutnya tebal maka ia harum membasuh hingga ke bagian dalam janggut tersebut.
- Membasuh jari-jari tangan hingga benar-benar rata atau tahlilul ashoobi'. Kesunahan dalam hal ini dapat diperoleh dengan cara tasybiq atau memasukkan sebagian jari-jari kedua tangan pada jari yang lain.
- Membasuh seluruh kepala. Dalam hal ini, seorang akan memperolah kesunahan membasuh kepala dengan cara meratakan seluruh basuhan ke rambut kepala. Adapun membasuh sebagian rambut kepala (sedikitnya 3 helai) itulah yang wajib.
- Mengusap kedua telinga; baik telinga bagian dalam dan telinga bagian luar. Kesunahan dalam mengusap telinga yaitu dengan cara menaruh jari telunjuk kelubang hidung dan memutarkan ibu jari mengitari daun telinga.
- Membasuh jari-jari kaki hingga benar benar merata. Kesunahan dalam hai ini dapat diperoleh dengan cara memasukkan jari tangan kiri pada bagian bawah jari kaki secara berurutan mulai dari sela-sela antara jari jempol, begitu juga memasukkan jari tangan kanan pada jari kaki kiri secara berutan atau dengan cara yang sama.
Kesunahan dalam hal perbuatan ini untuk poin 2 dan 3 disunahkan untuk dikerjakan secara bersamaan. Yang artinya antara menyedot air ke dalam hidung dan berkumur dilakukan secara bersamaan.
Kesunahan yang bersifay kaifiyati
Kesunahan dalam hal ini meliputi dua hal yang mana jikalau kita mengerjakan sesuai dengan cara ini maka kita akan mendapatkan pahala kesunahan berwudu. Kedual hal tersebut yaitu:
- Mendahulukan basuhan anggota tubuh bagian kanan dan mengakirkan anggota tubuh bagian kiri. Contohnya jikalau kita membasuh kedua tangan, maka kita disunahkan membasuh tangan kanan terlebih dahulu sebelum tangan kiri, begitu juga ketika mengusap kedua telinga dan membasuh kedua kaki. Dalam kesemuanya ini disunahkan mendahulukan anggota tubuh bagian kanan.
- Mengerjakan basukan dan usapan pada setiap anggota wudhu' sebanyak 3 kali. artinya ketika kita membasuh muka maka sunah dikerjakan sebanyak 3 kali begitu juga dengan anggota yang lain.
Demikian semoga bermanfaat, mungkin Anda juga tertarik dengan artikel kami yang lain:
- Sumber Hukum Islam dan Keterangannya Secara Lengkap
- Pengertian Dakwah
- Tujuan Dakwah Islamiyah
- Hukum Riba dan Bunga Bank
- Cinta Dalam Perspektif Tasawuf
- Pengertian dan Syarat Rukun Wakaf
- Corona vs Tawakal
- Virus Corona dalam Perspektif Al-Qur'an
- Cara Menyikapi Pandemi Corona
- Peristiwa Isra' Mi'raj Lengkap
- Biografi Imam Malik bin Anas
- Landasan Tawakal
- Cara Mengendalikan Stress
- Tatacara Aqiqah dan Doanya Lengkap
- Hikmah Puasa
0 Komentar:
Post a Comment