Tuesday, April 14, 2020

Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Dalilnya

Keistimewaan Bulan Ramadhan Lengkap Dengan Dalilnya


Memahami Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Sahabat syariatkita, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh jutaan umat Islam. Bagaimana tidak? Hal ini dikarenakan keutamaan yang terdapat di bulan suci Ramadhan ini sangatlah besar. Allah Subhanahu Wata’ala memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang berdosa selagi ia bertaubat dan memohon ampunan. Allah Subhanahu Wata’ala juga membuka lebar-lebar pintu rahmat dan menutup rapat-rapat pintu maksiat.

Keagungan bulan Ramadhan nampaknya jikalau harus dituliskan, maka tentunya tidaklah bisa selesai ditulis meskipun lautan dijadikan tinta dan dedaunan dan pepohonan yang ada di jagat raya ini dijadikan kertas untuk menuliskannya. Hal ini dikarenakan, keagungan bulan suci Ramadhan merupakan Rahmat dan nikmat Allah Subhanahu Wata’ala bagi hamba-Nya yang telah Ia beri petunjuk. Sehingga orang yang senang dengan kedatangan bulan suci Ramadhan ini, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan mengharamkan (menjaga) jasadnya dari api neraka. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ، حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهَ عَلَى النِّيْرَانِ 

“Barangsiapa yang bersukacita dengan kedatangan bulan Ramadhan, maka Allah skan menjaga tubuhnya dari api neraka”

Jadi sahabat, sangat agung sekali bukan keutamaan bulan Ramadhan? Marilah jangan sia-siakan momentum in. Mudah-mudahan kita dapat menyambut kedatangan Ramadhan dengan baik, mengisinya dengan menjalankan kewajiban Allah Subhanahu Wata’ala selama di bulan Ramadhan; dengan amalan-amalan yang sesuai dengan tuntunan baik yang wajib dan yang sunah.

==> Baca Juga: 

Keistimewaan Bulan Ramadhan beserta Dalilnya

Dalil Keutamaan Bulan Suci Ramadhan 

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwasanya bulan Ramadhan merupakan bulan mulia yang diperuntukkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala bagi hamba-Nya yang bertakwa. 

Untuk mendorong predikat “Al-Muttaqin” atau orang yang bertakwa; yang merupakan tujuan puasa, Allah Subhanahu Wata’ala telah menurunkan pedoman hidup yaitu Al-Qur’an di bulan ini. Allah Subhanahu Wata’ala juga memberikan fasilitas tambahan yang berupa dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka dan diborgolnya setan yang biasa menggoda keimanan seseorang. 

Adapun dalil dan bukti mengenai keagungan bulan Ramadhan adalah sebagaimana berikut:

1. Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْأنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ....

“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan. Penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…”

Sahabat syariatkita, nampak dalil tentang keagungan bulan suci Ramadhan sangat kentara dalam ayat di atas. Sebagaimana disebutkan, bulan Ramadhan merupakan bulan dimana Al-Quran yang mejadi pedoman umat Islam seluruh alam diturunkan. 

Sedikit saya sampaikan pembahasan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara bertahap, yakni kurang lebih selama 23 tahun. 

Adapun fungsi Al-Quran sebagaimana ayat di atas adalah sebagai petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang lurus, sebagai pemisahan atau pembeda antara kebenaran dan kebatilan. 

Dengan mengetahui dalil keutamaan bulan Ramadhan ini, marilah kita isi dengan melaksanakan ibadah dengan lebih bersemangat; Qiyam Al-lail, membaca dan mantadabburi makna Al-Qur’an, bersedekah dan menjaga diri dari melakukan kemaksiatan. Dengan demikian, maka insya Allah kita tergolong orang yang syukur atas anugerah yang dilimpahkan kepada kita yakni Al-Quran.

2. Hadis Riwayat Imam An-Nasa’i


عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِدَتِ الشَّياطِيْن

“Berasal dari Abu Hurairah Radhiya Allahu ‘Anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda, ‘Jika bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan dibelenggu”. (HR. An-Nasa’i)

Dari hadis di atas, telah jelas bagi kita bahwa dalil tentang kemuliaan dan keagungan bulan suci Ramadhan adalah sangat luar biasa. Dari hadis tersebut pula kita dapat mengetahui makna substantif yang terkandung di dalamnya yaitu Allah ubhanahu Wata’ala membuka lebar-lebar bagi seluruh hamba-Nya yang ingin meraih predikat “Al-Muttaqin” atau orang yang bertakwa dengan membatasi peluang maksiat dan hal-hal lain yang dapat menjaukan dari Allah Subhanahu Wata’ala. 

Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Sahabat syariatkita, membahas keistimewaan bulan suci Ramadhan sudah pasti kita tidak bisa terlepas dari dalil keutamaannya. Sebagaimana yang telah kami sampaikan di atas, salah satu dalil keutamaan bulan Ramadhan adalah dikarenakan di dalamnya di turunkan Al-Qur’an. 

Lantas bagaimana kita dapat mengetahui dan memahami keistimewaannya? Simak pembahasan lengkap keistimewaan bulan suci Ramadhan sebagai berikut:

1. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan

Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya Al-Qur’an adalah kalamullah yang mengandung segudang manfaat. Ia menjadi petunjuk bagi manusia, menjadi pembeda antara perkara yang hak dan batil, dan membacanya juga bernilai ibadah.

Dari deskripsi singkat di atas kita sudah mulai bisa memahami bukan? mengapa Ramadhan memiliki banyak keistimewaan. Logika sederhana mengatakan, “tiada tempat mulia melainkan di dalamnya terdapat ‘hal’ yang istimewa”. Dari sudut pandang deduktif, logika ini tentunya sangat cocok menggambarkan keistimewaan bulan Ramadhan. Oke-lah kami jelaskan sebagai berikut, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Dengan memahami Al-Qur’an berart ikita juga harus memahami isinya, dan menjalankan kewajiban serta menjauhi larangan yang terdapat di dalamnya. Efek dominonya adalah, muncul kebaikan-kebaikan yang sangat banyak bahkan hingga tak terhingga, seperti ibadah puasa, menyantuni akan yatim, memberikan sedekah takjil, kepedulian sesama berupa zakat, salat tarawih, dan amalan-amalan lain yang sangat banyak jumlahnya.

2. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Lailatul Qadar

Mengenai hal ini, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْر. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr: 1-5)

Malam Lailatul Qadar adalah malam mulia. Tata dan gaya bahasa AlQur’an dalam menunjukkan sesuatu yang utama dan keagungan dekemas sangatlah apik nan indah. Dalam hal ini, keutamaan Lailatul Qadar ditunjukkan dengan kalimat pertanyaan retolis yaitu:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu”
Penunjukan kemuliaan terhadap sesuatu yang dikemas oleh gaya bahasa dan sastra Al-Qur’an dalam ragam retolis, jika ditelaah lebih dalam kurang lebih terdapat 13 kali terulang di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat lain seperti:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ 
“Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?” (Q.S. At-Thariq: 2)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
“Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?” (Q.S. Al-Balad: 12)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ 
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” (Q.S. Al-Qadr: 2)

3. Bulan Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka; bulan dimana setan dan jin jahat dibatasi pergerakannya menggoda anak Adam

Mengenai hal ini disebutkan dalam hadis bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

عن أبي هريرة: قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِدَتْ الشَّيَاطِيْن ومردة الجن وغلقت أبواب النار فلم يفتح منها باب وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب وينادي مناد يا باغي الخير أقبل ويا باغي الشر أقصر ولله عتقاء من النار وذلك كل ليلة

“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun ditutup.” Dan seorang penyeru menyerukan, ”Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan, tahanlah. Dan Allah memiliki orang-orang yang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu yang terjadi setiap malam.” (HR. Imam At-Tirmidzi)

Masya Allah, sangat jelas dan agung bukan sahabat keistimewaan bulan Ramadhan. Adapun titik poin terkait keutamaan bulan Ramadhan yang dapat diambil dari hadis di atas adalah:
  • Setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu
  • Pintu-pintu surga dibuka
  • Pintu-pintu neraka ditutup
  • Himbauan bagi orang yang senang berbuat kejelekan agar menyudahi kejelakannya dan bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata’ala

4. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan

Disebutkan dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Dari Abu Hurairah RA. Bahwa Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda, “Barang siapa yang menunaikan sholat di malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, maka Akan diampuni dosa-dosa yang terdahulu. Dan barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosa yang terdahulu”. (HR. Bukhori).

Adapun titik poin terkait keutamaan bulan Ramadhan yang dapat diambil dari hadis di atas adalah, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan ampunan dosa yang telah lewat kepada orang-orang yang mengerjakan Qiyam Al-Lail (solat malam). 

Pendapat masyhur dalam hal ini adalah, Qiyam Al-Lail hanya diartikan melakukan puasa saja. Sehingga orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta mengharapkan pahala dari-Nya, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan memberikan ampunan dosa-dosanya. Eits, jumhur ulama mengartikan dosa di sini adalah dosa-dosa kecil.

5. Bulan Ramadhan adalah bulan dikabulkannya permohonan

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. (HR. Imam At-Tirmidzi)

Jelas bukan sahabat, sumonggo siapa yang memiliki hajat baik di dunia dan di akhirat. Jangan lewatkan momentum agungnya bulan Ramadhan ini.

6. Bulan Ramadhan adalah bulan dilipat dandakannya pahala

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

 عُمْرَةٌ فِيْ رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً 

“(Pahala) umrah sekali pada bulan Ramadhan menyamai pahala ibadah haji” (HR. Bukhari dan Muslim )

7. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk menempa kesabaran menuju manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Mengenai hal ini, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman di dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 183)

Dengan berpuasa maka mentalitas kita akan tertempa. Memtal menjadi orang yang sabar; sabar menahan hawa nafsu, amarah dan menghindarkan diri dari segala kemaksiatan.

Demikian semoga bermanfaat, mungkin Anda juga tertarik dengan artikel kami yang lain:


Reff:
As-Suyuti, Jalaluddin, 1995. Sunan An-Nasa’i, Beirut: Dar Al-Fikr
Musthafa Al-Maraghi, Ahmad, 1993. Tafsir al-Maraghi, Semarang: Toha Putra
Syakir Al-Khowairy, Ahmad, 1994. Durrotu An-Nasihin, Beirut: Dar Al-Fikr

0 Komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Dapatkan Artikel Kami Gratis

Ketik email Anda di sisi:

Kami akan mengirimkannya untuk Anda

Quality Content