Keutamaan Lailatul Qadar
Dalam artikel ini dibahas keutamaan lailatul qadar mulai dari pengertian lailatul qadar, kapan terjadinya lailatul qadar itu, apa tanda-tanda terjadinya lailatul qadar, dan kesunahan dalam malam lailatul qadar.
Apa lailatul qadar itu?
Sahabat syariatkita, lailatul qadar adalah suatu malam dimana Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan Al-Qur'an. Orang yang beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala tepat pada malam lailatul qadar, maka ia akan mendapatkan pahalanya lebih baik daripada ibadah seribu bulan.
Mengenai keutamaan malam lailatul qadar disebutkan dalam surah Al-Qadr ayat 1-3 sebagai berikut:
اِنَّـآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3)
==> Baca Juga:
- Hikmah Puasa
- Keistimewaan Bulan Ramadhan dan dalilnya
- Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban
- Cara Menggunakan Siwak Sesuai Tuntunan Rasulullah
Kapan terjadinya malam lailatul qadar itu?
Sahabat syariatkita, berbicara masalah keutamaan malam lailatul qadar, tentunya kita harus siap-siap berbekal dengan ibadah sebanyak mungkin. Hal tersebut dikarenakan, keutamaan malam tersebut tidak secara terang-terangan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kapan tanggal terjadinya. Hal ini menyiratkan pesan, bahwasanya kita diperintahkan agar bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala manakala kita menginginkan mendapatkan keagungan malam tersebut.
Mengenai hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ اَحْيَا اللَّيْلَ، وَاَيْقَظَ اَهْلَهُ، وَشَدَّ الْمِـئْزَرَ. (متفق عليه)
"Dari Aisyah ra., ia berkata, 'Apabila telahmasuk sepuluh hari yang akhir di bulan Ramadhan, maka Rasulullah saw. menghidupkan malam tersebut (beribadah semalam suntuk), dan beliau membangunkan keluarganya dan mempererat sarungnya (menjauhi istrinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun malam lailatul qadar tersebur senantiasa berganti-ganti, artinya tidak selalu terjadi pada tanggal tanggal tertentu saja, seperti tanggal 21, 23 atau yang lainnya. Kendati demikian, jumhur ulama berpendapat bahwa malam lailatul qadar itu jatuh pada malam ganjil. Terutama di sepuluh hari yang akhir di bulan Ramadhan; yakni pada malam tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29.
Mengenai kapan terjadinya malam lailatul qadar tersebut, dalam hadis disebutkan:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ رِجَالًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم اَرُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْمَنَامِ فِى السَّبْعِ الْاَوَاخِرِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اَرٰى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَاَتْ فِى السَّبْعِ الْاَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِى السَّبْعِ الْاَوَاخِرِ. (متفق عليه)
“Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya beberapa orang sahabat Nabi saw. telah melihat lailatul qadar dalam mimpi mereka, yaitu pada tujuh hari yang terakhir; maka Rasulullah saw. bersabda, 'Diperlihatkan kepadaku kebenaran mimpi kalian, ialah pada tujuh hari terakhir, maka siapa saja yang akan mencari malam tersebut, carilah pada tujuh hari terakhir." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Imam As-Syafi’i, malam lailatur qadar yaitu terjadi pada tanggal ganjil. Dan beliau condong bahwa malam lailatul qadar tersebut terjadi pada tanggan 21 atau tanggal 23 di bulan Ramadhan. Adapun Imam An-Nawawi di dalam kitab Majmuk menyebutkan bahwa malam lailatul qadar tersebut terjadi pada tanggal sepuluh yang akhir di bulan Ramadhan, dan yang paling diharapkan adalah malam-malam ganjil.
Dalam hadis mauquf disebutkan:
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَبِيْ سُفْيَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ. (رواه ابو داود، والراجح وقفه)
"Dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra. dari Nabi saw., beliau bersabda tentang lailatul qadar, 'Lailatul qadar ialah pada malam 27.” (HR. Abu Dawud)
Perlu diingat, kami sampaikan bahwa hadis di atas adalah hadis mauquf, yanr berarti terhenti tidak sampai pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga dalam kitab Fathul Bari disebutkan banyaknya perbedaan pandangan mengenai penetapan lailatul qadar itu hingga 40 pendapat.
Apa tanda terjadinya lailatul qadar itu?
Diantara tanda bahwasanya malam lailatul qadar telah turun yaitu kita bisa menyaksikan keadaan langit pada siang harinya.
Disebutkan dalam kitab Tanwirul Qulub, bahwa diantara tanda-tanda terjadinya lailatul qadar adalah sebagai berikut:
- Keadaan di siang siang hari tidak panas dan tidak pula dingin
- Terbit matahari di pagi harinya dengan cahaya yang putih akan tetapi tidak disertai dengan sorot.
Tanda-tanda tersebut yaitu dapat disaksikan setelah malam lailatul qadar terjadi. Artinya kejadian tersebut bisa diamati di siang harinya. Kendatipun demikian, terjadinya malam lailatul qadar tidaklah secara eksplisit disebutkan dalam nash baik Al-Quran atau pun hadis. Kejadian tersebut hanya diketahui oleh para kekasih Allah atau orang pilihan yang diijinkan untuk mengetahuinya.
Oleh karena itu, dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan kita tetap harus bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan berharap mendapatkan kemuliaan lailatur qadar. Kita tidak boleh putus asa dalam mengharapkannya. Yang bisa dilakukan adalah diantaranya dengan mengikuti petunjuk para alim yang mengetahui tentang hal ini.
Apa saja kesunahan di malam lailatul qadar?
Sebagaimana di ketahui bahwasanya malam lailatul qadar menurut jumhur ulama terjadi di sepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Pada tanggal-tanggal tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam benar-benar “Cancut Tali Wondo” dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Adapun amalan yang dilakukan di malam lailatul qadar sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah sebagai berikut:
1. Memperbanyak melakukan i’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Mengenai hal ini, disebutkan dalam hadis:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْاَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتّٰى تَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ. (رواه البخاري ومسلم)
“Bahwa Rasulullah saw. beri‘tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau meninggal dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memperbanyak qiyam al-lail, atau beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala seperti shalat malam dan lain sebagainya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخاري ومسلم)
“Rasulullah saw. bersabda, 'Barang siapa yang beribadah pada (malam) lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Memperbanyak membaca doa ma’tsuroh
Doa ma’tsurah adalah doa tertentu yang diajarkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam hal ini doa yang diajarkan oleh Rasullah adalah:
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ.
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, suka mengampuni, maka ampunilah hamba.”
Hal ini sebagaimana di sebutkan dalam sebuah hadis:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَرَاَيْتَ اِنْ عَلِمْتُ اَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا اَقُوْلُ فِيْهَا؟ قَالَ: قُوْلِيْ: اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ. (رواه الخمسة غير ابي داود، وصححه الترمذي والحاكم)
“Dari Aisyah ra., ia berkata, aku bertanya, 'Ya Rasulullah, seandainya aku tahu bahwa malam itu lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan pada malam itu?' Beliau bersabda, 'Ucapkanlah (yang artinya): Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, suka mengampuni, maka ampunilah hamba.” (HR. Imam yang lima, kecuali Abu Dawud dan disahkan oleh Turmudzi dan Hakim)
Demikian semoga bermanfaat, mungkin Anda juga tertarik dengan artikel kami yang lain:
- Sumber Hukum Islam dan Keterangannya Secara Lengkap
- Pengertian Dakwah
- Tujuan Dakwah Islamiyah
- Hukum Riba dan Bunga Bank
- Cinta Dalam Perspektif Tasawuf
- Pengertian dan Syarat Rukun Wakaf
- Corona vs Tawakal
- Virus Corona dalam Perspektif Al-Qur'an
- Cara Menyikapi Pandemi Corona
- Peristiwa Isra' Mi'raj Lengkap
- Biografi Imam Malik bin Anas
- Landasan Tawakal
- Cara Mengendalikan Stress
- Tatacara Aqiqah dan Doanya Lengkap
- Hikmah Puasa
Reff:
Kitab Tanwirul Qulub
Fiqih Islam Lengkap
0 Komentar:
Post a Comment