Macam-macam Puasa dan Tingkatannya
Sahabat syariatkita, sebagaimana diketahui bahsanya puasa merupakan ibadah spesial antara seorang hamba dengan Tuhannya. Meskipun demikaian keistimewaan tersebut tentunya berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Seseorang bisa mendapatkan tingkatan puasa yang tinggi dan tidak, kesemuanya itu disebabkan usaha atau kualitas as-sho’im atau orang yang puasa dalam menjalankan puasanya.
Adapun dalam hal ini puasa dipat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
- Puasa umum (shoum al-umum)
- Puasa khuhus (shoum al-khusus), dan
- Puasa spesial (shoum al-khususi al-khusus)
Mengapa harus ada perbedaan di dalam puasa sehingga terkesan ada tingkatan atau derajat berbeda antara seorang hamba dengan lainnya.
==> Baca Juga:
- Doa Shalat Tarawih & Witir Lengkap Beserta Artinya
- Hikmah Puasa
- Bilal Shalat Tarawih dan Jawaban beserta Artinya
- 7 Sunah Puasa dan Dalilnya
- Keistimewaan Bulan Ramadhan dan dalilnya
- Cara Menggunakan Siwak Sesuai Tuntunan Rasulullah
- Keistimewaan Shalat Fajar 2 Rakaat Beserta Dalilnya
Dalam hal ini sebenarnya di dalam puasa tidak ada perbedaan sama sekali, karena tujuan puasa sebagaimana dalam Al-Qur’an yaitu membentuk kepribadian seorang muslim yang muttaqin. Atau seorang muslim yang senantiasa bertakwa kepada Tuhan-Nya.
Dari pengertian di atas, tujuan daripada puasa itu sendiri yaitu membenntuk muslim yang muttaqin tentunya tidak menuntuk adanya perbedaan. Hanya saja, jika dikatakan puasa adalah “kawah condro dimuko” atau media penggemblengan hawa nafsu seseorang, maka hasil daripada gemblengan itulah yang menjadi berbeda-beda. Sehingga dikatakan bahwasanya puasa memiliki tingkatannya masing-masing.
Adapun keterangan pembagian puasa adalah sebagai berikut:
Puasa umum (shoum al-umum)
Tingkatan pertama yaitu puasa umum. Puasa ini yaitu biasa dilakukan oleh kebanyakan orang pada umumnya. Pada tingkatan puasa ini, seseorang hanya sekedar menjalan puasa sebagaimana ketentuan yang dapat dilihat dari segi lahiriyah saja. Seperti tidak makan dan tidak minum di siang hari, tidak melakukan sesuatu yang dapat membatalkan puasa mulai terbitnya fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu maghrib). Sehingga orang yang dalam tingkatan ini ia hanya memperoleh derajat muttaqin al-ammah, yaitu ketaatan seorang mukmin pada Tuhannya secara umum. Secara umum berarti ketika Allah memerintahkan muasa, ia pun menjalankan puasa. Ketika Allah memerintahkan shalat, ia pun menjalankan shalat, begitu pula seterusnya.
Puasa khuhus (shoum al-khusus)
Adapun tingkatan kedua yaitu berada di atas tingkatan yang pertama. Derajat ini adalah tidak bisa diraih oleh semua orang pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan, puasa khusus ini memiliki tingkat menahan hawa nafsu lebih berat dibandingkan tingkatan yang pertama.
Selain menahan anggota tubuh dari makan dan minum serta segala yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, orang yang hendak menggapai tingkatan puasa khusus maka ia harus mampu mengendalikan tangan, pendengarannya, lisannya dan kakinya dari melakukan dosa.
Dengan demikian tingkatan seluruh anggota tubuh yang dimiliki sama sekali tidak digunakanuntuk bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Seperti tangan tidak digunakan untuk memukul orang lain atau menyakiti orang lain, tidak pula digunakan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kaki, tidak digunakan utnuk melangkah menuju tempat maksiat. Begitu pula telinga tidak digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang tidak mengandung unsur dosa. Selain itu mulut, yaitu tidak digunakan untuk membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat atau mengandung unsur dosa seperti mengumpat, menghibah dan lain sebagainya.
Dan puasa spesial (shoum al-khususi al-khusus)
Adapun puasa tingkatan istimewa adalah, puasa dengan tingkatan tertinggi. Dalam tingkatan puasa ini, selain seseorang meninggalkan perkara yang membatalkan puasa, tidak menggunakan seluruh angguta tubunhya untuk sesuatu yang berdosa atau mengandung unsur kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Maka puasa spesial ini yaitu mengendalikan hati dari keinginan duniawi. Pikirannya sama sekali tidak digunakan untuk urusan dunia dan hanya menggunukan untuk satu yaitu menggapai ridha Allah Subhanahu Wata’ala.
Orang yang telah mencapai tingkatan puasa spesial (shoum al-khususi al-khusus), berarti ia telah menempati derajat puasa para kekasih Allah Subhanahu Wata'ala. (baca lengkap: 6 Rahasia Puasa Para Kekasih Allah di sini)
Orang yang telah mencapai tingkatan puasa spesial (shoum al-khususi al-khusus), berarti ia telah menempati derajat puasa para kekasih Allah Subhanahu Wata'ala. (baca lengkap: 6 Rahasia Puasa Para Kekasih Allah di sini)
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Puasa umum (shoum al-umum), yaitu puasa sekedar menahan lapar dan haus serta tidak melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa
- Puaa khuhus (shoum al-khusus), yaitu selain menjalankan pada tingkatan pertama, maka puasa dalam tingkatan ini sudah mencakup pengendalian diri dan anggota tubuh dari melakukan dosa
- Dan puasa spesial (shoum al-khususi al-khusus), ayaitu selain menjalankan puasa tingkatan pertama yang kedua, yang terpenting yaitu ia dapat mengendalikan hatinya. Hatinya sama sekali tidak digunakan untuk tujuan dunia.
Demikian semoga bermanfaat, mungkin Anda juga tertarik dengan artikel kami yang lain:
- Keutamaan Malam Lailatul Qadar
- Pengertian Dakwah
- Tujuan Dakwah Islamiyah
- Hukum Riba dan Bunga Bank
- Cinta Dalam Perspektif Tasawuf
- Pengertian dan Syarat Rukun Wakaf
- Corona vs Tawakal
- Virus Corona dalam Perspektif Al-Qur'an
- Cara Menyikapi Pandemi Corona
- Peristiwa Isra' Mi'raj Lengkap
Reff:
Kitab Mauidzitu Al-Mu;minin fi Syarkhi Ihya'u Ulumuddin
0 Komentar:
Post a Comment