Saturday, April 25, 2020

Apa Saja Syarat Diterimanya Puasa

Apa Saja Syarat Diterimanya Puasa


Sahabat syariatkita, sesuatu yang biasanya sudah jelas biasanya kita tidak mau menanyakan atau tidak mau tahu lebih dilam. Biasanya kecenderungan dari kita yaitu hanya ingin menanyakan sesuatu yang belum kita pahami atau belum jelas saja. Akan tetapi yang ironi adalah sudah tidak tahu, tidak paham akan tetapi malas bertanya. Inilah problem yang harus di luruskan.

Kaianya dengan hal ini, syariatkita akan menjelaskan, mengapa orang malas untuk mengetahui sesuatu yang sudah jelas? Sudah tentu jawabannya adalah. "ngapain ditanyakan, lawong sudah jelas." Mungkin jawaban tersebut adalah jawaban yang sangat lumrah keluar dari mulut siapapun, akan tetapi sahabat syariat kita, yang perlu kita pahami adalah betapa meruginya kita manakala ada sesuatu yang bernilai pahala besar, kalau diibaratkan sebuah proyek adalah proyek skala internasional sehimgga kurs atau nilai dari kontrak yang ditawarkan adalam menggunakan mata uang asing. Dipastikan semua peserta tender akan terpana dan tertarik untuk mengikuti tender tersebut.

Apa Saja Syarat Diterimanya Puasa.jpg

Tender tersebut dalam ibadah adalah Pahala puasa, pahala puasa begitu besarnya sehingga tidak ada yang tau persis betapa agungnya selain Allah Ta'ala. Sehingga pahala puasa sangat berbeda dengan pahala-pahala lain, kalau sedekan masih ada hitungannya, shalat begitu pula, akan tetapi berbeda dengan puasa, pahalaya hanya Allah semata yang menentukan. Hal ini dikarenakan puasa adalah amaliah batin dan tiada yang mengetahuinya selain Allah semata. Dalam sebuah hadis disebutkan:

اَلصَّوْمُ لِيْ وَاَنَا أَجْزِيْ بِهِ

"Puasa itu untuk-Ku (Allah), dan akulah yang akan memberikan balasannya."

Sehinggaberdasarkan hadis diatas, pahala yang begitu luar biasa, tender akhirat yang begitu mengaga membuat terpana siapa saja akan tetapi kita lewatkan begitu saja. Dengan demikian, jikalau kita sudah paham tentang pahala puasa akan tetapi kita enggan mengetahui syarat diterimanya puasa itu sendiri, maka yang demikian itu adalah kerugian yang teramat besar. Lantas apasaja syarat diterimanya puasa? Berikut keterangannya untuk Anda.

==> Baca Juga: 

Apa Saja Syarat Diterimanya Puasa?
Dalam hal ini yang menjadi kunci diterimanya amal salah satunya adalah ikhlas. Hal ini dikerenakan, amal yang tidak dilandasi oleh ketulusan hati dan mengharapkan ridha ALlah Subhanahu Wata'la maka tak ubahnya sebegaimana debu yang beterbangan. Oleh karena itu mengapa puasa yang  tidak dilandasi karena menggapai ridha Allah tidak diterima? Baca selengkapnya di sini: Bagaimana Hukum Puasa Agar di Lihat Orang Lain. 

Syarat yang kedua selain ikhlas adalah harus dilandasi dengan keimanan, sehingga amal orang yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah kosong, alias nihil di mata Allah Subhanahu Wata'ala. Adapun keterangan keduanya adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas

Ikhlas merupakan pondasi utama suatu amal. Amal apapun termasuk ibadah puasa manakala tidak dilandasi dengan keikhlasan mengharap ridha Allah Subhanahu Wata'ala maka sudah pasti amal tersebut tidak berguna sekali. Orang yang tidak ikhlas dalam amalnya tak ubahnya seperti partikel-partikel kecil yang beterbangan di cakrawala kehidupan dunia ini. Orang ynag tidak ikhlas dalam puasanya maka bagaikan fata morgana dimana semua orang yang melihat nya disitu adalah kumpulan air akan tetapi ketika didekati sama sekali mereka tidak mendapatkan air di dalamnya.

Lantas bagaimana kita dapat mengetahui orang yang ikhlas itu? Bagaimana ciri-cirinya?. Baca : Ciri-ciri Orang Yang Ikhlas di sini.

Terkait dengan aorang yang tidak ikhlas dalam menjalankan puasa, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ، وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ قِيَامِهِ اِلَّا السَّهَرُ وَالتَّعَبُ

"Banyak orang yang berpuasa, akan tetapi mereka tidak mendapatkan pahala puasanya, yang mereka dapatkan hanyalah rasa lapar dan dahaga. Ban begitu banyak orang yang melakukan qiyam al-lail (ibadh malam) akan tetapi ia tidak mendapatkan pahala ibadah malamnya kecuali hanya terjaga (tidak tidur) dan kesulitan."

Dalam hal ini, sebagian ulama ahli hikmah memberikan contoh, jikalau orang yang  berpuasa akan tetapi tidak didasari keihlasan adalah tak ubahnya seperti orang yang pergi ke pasar akan tetapi ia tidak membawa uang. Buakannya uang yang ditaruh di dalam kantong dimpetnya akan tetapi ia justru memenuhi sakunya denagan batu kerikil atau batu kecil. Sehingga ketika ia ingin membeli sesuatu maka sudah pasti tidak ada orang yang mau menerimanya, pastilah tidak ada orang yang mau menjuak barang dagangannya. Sehingga ia kembali kerumah dengan tanpa membawa apapun, alias pulang dengan tangan kosong.  

Dengan demikian, maka orang yang beramal akan tetapi tidak dilandasi keikhlasan maka sudah pasti tidak mendapatkan pahala sama sekali di sisi Allah Subhanahu Wata'ala. Mudah-mudahan kita diselamatkan oleh Allah dari melakukan puasa yang tidak didasari oleh keihlasan. Amin

2. Iman

Selain keikhlasan kunci diterimanya puasa adalah keimanan. Hal tersebut dikarenakan. amal adalah sesuatu yang aka diberikan pahala di sisi Allah Subhanahu Wata'ala kelak. Sedangkan Allah sendiri adalah Dzat yang tidak membutuhkan sekutu. Allah adal Al-Ahad, sehingga semua aamal ibadah tidak terkecuali puasa juga akan tertolaj manakala tidak di dasari dengan keimanan.

Dalam sebuah hadis qudsi Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

اَنَا اَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلٌا اَشْرَكَ فِيْهِ غَيْرِ فَأَنَا مِنْهُ بَرِيْءٌ

"Aku adalah Dzat yang tidak butuh dipersekutukan, saya tidak butuh sekutu, barang siapa melakukan pekerjaan yang terkandung unsur syirik maka saya melepaskan diri darinya."

Sahabat syariatkita, Allah Subhanahu Wata'ala dalam redaksi hadis qudsi di atas sangat murka manakala ada pekerjaan yang dipersekutukan dengan selain Allah. Allah melepaskan diri darinya dan sama sekali tidak memberikan pahala dari pekerjaan yang dilakukan dengan dasar kesyirikan. Sehingga dalam ayat lain dijelaskan:

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا أََعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيْعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْأَن ُمَاءً....

"Dan orang-orang kafir (yang menyekutukan Allah), maka amalnya tak ubahnya seperti fata morgana yangterletak di bumi datar dan tandus, yang mana orang-orang yang haus mengiranya adlah air."

Dengan demikian, maka syarat diterimanya puasa kurang lebih harus terdapat dua unsur; yaitu ikhlas dan iman. Oleh karena itu, marilah mulai dari sekarang, kita jaga keimanan kita dengan sebaik mungkin dan meniatkan amal ibadah kita karena Allah semata.

Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan kita menuju ketaatan kepada-Nya. Amin
Sekian. والله أعلم بالصواب

Demikian semoga bermanfaat, mungkin Anda juga tertarik dengan artikel kami yang lain:

0 Komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Dapatkan Artikel Kami Gratis

Ketik email Anda di sisi:

Kami akan mengirimkannya untuk Anda

Quality Content