Sunday, August 18, 2024

Menjaga Lisan Bagian Dari Iman

Cabang Iman Ke 34 Menjaga Lisan

Sahabat syariatkita, iman merupakan bentuk pengakuan seorang hamba akan adanya sang pencipta yakni Allah  , dimana mereka meyakini bahwa Allah  adalah Esa tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakkan. Selain itu seorang yang beriman atau disebut dengan orang mukmin ia harus meyakini 6 hal dan ini menjadi pondasi atau rukun dripada iman.
Adapun rukun iman yang enam yaitu:
  1. Iman kepada Allah  
  2. Iman kepada para malaikat-Nya
  3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
  4. Iman kepada para rasul atau utusan Allah  
  5. Iman kepada hari akhir (hari kiamat)
  6. Iman kepada qodho' dan qadar yakni ketetapan Allah Ta'ala sejak zaman azali baik berupa ketetapan yang baik atau yang buruk semua berasal dari Allah Ta'ala
Ke-enam rukun iman sebagaimana di atas merupan pondasi iman yang wajib diyakini bagi setiap orang mukmin. Meskipun demikian iman memiliki cabang-cabangnya yang berarti kesempurnaan iman dan bukti dari pada iman seseorang tertuang dan tercermin dari cabang iman tersebut.


Seorang yang beriman dituntut membuktikan keimanannya yaitu dengan amalan-amalan yang baik, tidak mungkin seorang mengaku iman akan tetapi perilaku dan tindakannya berseberangan dari prinsip-prinsip keimanan yang diyakininya. Diantara cabang keimanan yang ke 34 adalah menjaga lisan, tidak menggunakan lisannya dari menyakiti orang lain seperti memfitnah, menggunjing, dan hal lain yang menimbulkan kemudharatan bagi muslim lain.

Berkata baik, atau diam

Cabang iman ke 34 mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bertutur kata yang baik, tidak menggunakan lisan untuk hal yang menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi orang lain. Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebutkan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِااللهِ وَالْيَومِ الْأَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرٌا اَوْ لِيَصْمُتْ


Ayat diatas bermakna, barang siapa yang beriman kepada Allah Ta'ala dan hari akhir maka berkatalah yang baik, dan jika tidak memungkinkan untuk mengatakannya maka diamlah. Diam lebih baik daripada berkata tetapi menyakitkan orang lain.

Menjadi peringatan bagi kita bersama, bahwa berkata baik itu merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman. Hal ini dikarenakan setiap apapun yang orang mukmin katakan kelak akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah Ta'ala. 



Jika perkataan baik kelak akan menjadi pemberat timbangan di akhirat akan tetapi jika perkataan jelek yang kita ucapkan kelak akan menjadi hisab yang memberatkan. Degan demikian sudah seyogyanya seorang mukmin berkata baik dan menhindari berkata buruk atau perkataan yang tidak bermanfat.

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Qof ayat: 18 sebagai berikut:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Tiada ucapan yang diucapkan melainkannya melainkan di dekatnya ada malaikat Rokib dan Atid yakni malaikat pengawas yang senantiasa menulis amal perbuatan kita.

Berdasarkan ayat di atas, Allah Ta'ala senantiasa menghitung dan mencatat amal perbuatan kita melalui malaikat yang Ia utus yakni Rokib dan Atid, kalau manusia mungkin masih bisa ditipu akan tetapi malaikat pasti akan senantiasa menulis sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah Ta'ala kepadanya.

Diam Merupakan Akhlak Yang Mulia

Rasulullah ﷺ adalah pribadi yang sangat mulia, meskipun ketika berdakwah beliau tidak jarang dimusuhi, dihina hingga dicaci maki. Meskipun demikian Rasulullah ﷺ tidak membalsnya, beliau tersenyum sembari bersabar mendoakan kaumnya yang menghina dan memusuhinya.

Doa Rasulullah ﷺ adalah:

اَللَهُمَ اهْدِ قَوْمِيْ فَاِنَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Ya Allah... berikanlah petunjuk kepada kumku, kerena sesungguhnya mereka belum mengetahui.

Kesabaran dan ketabahan Rasulullah ﷺ dalam menghadapi umatnya yang belummendapatkan hidayah patut dan sudah seharusnya menjadi tauladan bagi umatnya. Keteladanan Rasulullah ﷺ  tersebut menjadikan beliau sebagai "Khoirul Anbiya' wal Mursalin" yakni nabi terbaik yang diutus oleh Allah  .

Dalam sebuah hadits disebutkan:

قََيِمُ الدِيْنِ الَصَلَاُة وَسَنَامُ الْعَمَلِ اَلْجِهَادُ وَاَفْضَلُ الْاَخْلَاقِ اَلْاِسْلَامُ حَتَى يَسْلَمَ النَاسُ

Tiang agama adalah Islam, puncak daripada amal adalah jihad dan aklak yang paling utama adalah Islam sehingga orang selamat dari tindakannya.

Tidak menyakita orang lain dengan tidak berkata kasar dan kotor merupakan cerminan Islam, sehingga dengan tidka berkata kasar menjadikan orang lain merasa aman dan nyaman hidup berdampingan dengannya.

Artikel kami yang lain:
Lokasi:Indonesia Indonesia

0 Komentar:

Post a Comment

Dapatkan Artikel Kami Gratis

Ketik email Anda di sisi:

Kami akan mengirimkannya untuk Anda

Quality Content