Islam dalam Pengambilan Keputusan

Islam adalah agama yang "Rahmatan Lil 'Alamin", keberadaanya membawa kedamaian bagi umat semesta alam. Hal ini dapat kita lihat diantaranya dalam pengambilan keputusan kita dilarang dalam kondisi labil.

Kebenaran yang Dilematis

Kebenaran dalam beberapa hal ternyata tidak selalu berdampak baik bagi pelakunya. Dalam konteks ini kita harus tetap menyampaikan kebenaran tersebut sekalipun dilematis buat kita

Islam dan Olah Raga

Disebutkan bahwa, "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT., daripada mukmin yang lemah" So, keep healty, keep financial and pray

Lengkapilah Agamamu dengan Menikah

Salah satu ibadah yang enak dan berpahala banyak adalah melangsungkan pernikahan. Bagaimana tidak, karena nikah merupakan salah satu sunah para rasul "Sunanun min Sunanil Mursalin"

Memilih Teman

Teman menjadi orang yang paling mewarnai hidup kita, baik deri segi sikap tindakan dan sikap mental seseorang. Olehkarena itu Islam mengajarkan agar dalam bergaul kita benar benar berhati-hati karena "Al-Mu'asyarotu Muatsiroh"

Friday, May 15, 2020

Rumusan Pasti Lailatul Qadar Imam Al-Ghazali

Rumusan Pasti malam Lailatul Qadar Menurut Imam Al-Ghazali


Sahabat, masih melanjutkan pembahasan artikel sebelumnya yaitu prediksi lailatul qadar menurut Imam As-Syafii, kali ini mimin akan menyuguhkan untuk sahabat sekalian bagaimana prediksi malam lailatul qadar menurut pendapat Imam Al-Ghazali. Simak artikelnya ya...

Rumusan lailatul qadar imam Al-Ghazali

Akan tetapi sebelum dilanjutkan ke pembahasan, sedikit mimin ulas lagi mengenai keutamaan malam lailatul qadar sendiri yang disebutkan dalam Al-Qur'An Surah Al Qadar sebagai berikut:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Dari ayat di atas sudah jelas kan sahabat keutamaan malam lailatul qadar? Akan tetapi karena dalam artikel ini mimin tidak akan membahas keutamaan malam lailatul qadar maka sahabat dapat membaca lebih jelasnya mengenai keutamaan malam lailatul qadar baca di sini: Keutamaan Malam Lailatul Qadar


Oke sahabat lanjut ke pembahasan inti, jadi malam lailatul qadar menurut Imam Al-ghazali terjadinya dapat diprediksi mulai awal bulan Ramadhan. Artinya apa? Jikalau kita mengetahui atau mendapati malam pertama bulan Ramadhan, maka dengan rumusan Imam Al-Ghazali dipastikan kita dapat memperkirakan detil tanggal terjadinya lailatul qadar. Apakah itu?

Imam Al-Ghazali secara jelas menyampaikan, nahwa jikalau malam pertama bulan Ramadhan jatuh di hari Rabu atau hari Ahad, maka dipastikan lailatul qadar akan jatuh di tanggal ke-29.

Apabila malam pertama bulan Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal ke-21.

Dan apabila malam pertama bulan Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jum'at, maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal ke-27.

Apabila malam pertama bulan Ramadhan dimulai hari Kamis, maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal ke25.

Sedangkan jika malam pertama bulan Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka lailatul qadar akan jatuh pada tanggal ke-23.

Sungguh hitungan dan ilmu yang sangat mytabakhir oleh Imam Al-Ghazali, sehingga As-syaikh Abul Hasan menyebutkan, semenjak beliau mendapati rumusan lailatul qadar yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali, maka beliau sama sekali tidak pernah tertinggal mendapati berkahnya malam lailatul qadar. Wallahu A'lamu.


Prediksi Lailatul Qadar Imam As-syafii

Prediksi Lailatul Qadar Imam As-Syafii


Sahabat Syariatkita, sudah pada tahu semua kan keutamaan malam lailatul qadar? Iya kalian benar, keutamaan lailatul qadar lebih utama dibanding 1000 bulan. Jadi, siapa orangnya ya yang kira-kira dikaruniai Allah Subhanahu Wata'ala umur sekian, pastinya tidak ada, ya kan???

prediksi malam lailatul qadar imam asy-syafi'i

Akan tetapi sahabat, kita tidak harus berumur hingga seribu tahun untuk beramal kebaikan, karena apa, diantara keutamaan Umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah dianugerahi malam lailatul qadar, yang mana barang siapa beribadah di malamnya maka hitunganya lebih baik dari 1000 bulan. Dan yang pasti keutamaan lailatul qadar tidak diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada ummat sebelumnya. 

Sebab Turunnya Lailatul Qadar

Sahabat, ternyata malam lailatul qadar sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini tidaklah diberikan oleh Allah serta merta. Akan tetapi ada sabab musababnya, apakah gerangan?

Di dalam hadis disebutkan:

عن ابن عباس رضي الله عنهما انه ذكر لرسول الله صلى الله عليه وسلم رجل من بني اسراءيل حمل السلاح على عاتقه الف شهر في سبيل الله ــــــــــ الى اخر الحديث
"Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya disebutkan kepada Rasulullah SAW laki-laki yang senantiasa membawa pedang dan menyelempangkannya di bahunya untuk berjuang di jalan Allah selama 1000 bulan. Kemudian Rasulullah SAW terkaget kepada ceritanya orang bani Israil tadi, lalu beliau mengharapkan pahal atrsebut bagi umatnya. Setelah itu beliau berdoa, 'Ya Tuhanku, telah Engkau jadikan umat ku adalah umat dengan usia terpendek (dibanding umat sebelumnya) dan oaling sedikit pula dalam beramal'. Dengan demikian Allah SWT memberikan keutamaan lailatul qadar kepada ummatnya."

Hadis di atas menjelaskan bahwa sabab musabab diturunkannya lailatul qadar adalah sifat rahmat dan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Sehingga dengan umur pendek yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala akan tetapi diberikan kesempatan memiliki amalan dan pahala yang melebihi keutamaan yang dierikan oleh Allah kepada umat sebelum Nabi Muhammad.

Terjadinya Lailatul Qadar Menurut Ulama' Syafi'iyah

Disebutkan dalam kitab Ianatut Thalibin hal.290 dijelaskan bahwa lailatul qadar terjadi pada 10 terakhir di bulan Ramadhan. Dari 10 hari tersebut yang paling diharapkan turun adalah di malam-malam ganjil. Yakni malam ke-21, malam ke-23, dan malam ke-25 di akhir bulan Ramadhan. Lantas apasaja tanda-tanda terjadinya lailatul Qadar? Baca: Keutamaan dan tanda-tanda terjadinya lailatul qadar disini. 

Kaitanya dengan pendapat ini, yaitu bahwasanya malam lailatul qadar jatuh pada tanggal sepuluh di akhir bulan Ramadhan, maka malam lailatul qadar tersebut tidak berubah-ubah. Artinya jikalau malam lailatul qadar terjadi di tanggal 23 maka di bulan Ramadhan tahun berikutnya sama yaitu malam lailatul qadar akan terjadi di tanggal 23. Dengan demikian, orang yang telah mendapati malam lailatul qadar di bulan Ramadhan, maka dapat dipastikan ia dapat mengetahui terjadinya malam lailatul qadar di bulan berikutnya.

Berbeda dengan pendapat di atas Imam An-Nawawi yang masih merupakan As-Habus Syafi'i menjelaskan bahwa terjadinya lailatul Qadar setiap tahunnya senantiasa berpindah-pindah. Maksudnya tidak selalu trjadi pada tanggal yang sama setiap tahunnya. Adapun prediksi malam lailatul qadar menurut Imam Al-Ghozali baca di sini. Rumusan Pasti Lailatul Qadar Imam Al-Ghazali

Sahabat, mudah-mudahan kita dapat menjuumpai mulyanya  malam lailatul qadar. Amin...

Saturday, May 9, 2020

8 Hal Yang Dapat Menyelamatkan Dari Azab Kubur

8 Hal Yang Dapat Menyelamatkan Dari Azab Kubur


Sahabat syariatkita, salah satu hal yang paling kita mohonkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah selamat dari azab kubur. Hal tersebut dikarenakan, dahsyatnya siksa kubur tidaklah bisa kita bayangkan, sehingga setiap doa yang kita panjatkan dalam setiap tasyahhud akhir shalat adalah:

 اللهم اني اعوذ بك من عذاب القبر ومن عذاب النار ومن شر فتنة المحيا والممات ومن شر فتنة المسيح الدجال

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari siksa neraka, dan dari fitnajnya al-masih; dajjal."

Mudah-mudahan Allah perkrenankan semua doa kita, kita dijadikan hamba-Nya yang salih, selamat dunia dan akhirat. Amin...
Sebelum kita lanjut ke pembahasan mengenai 8 hal yang dapat menyelamatkan kita dari siksa kubur, mungkin Anda tertarik juga dengan artikel kami:


8 hal yang dapat menyelamatkan kita dari siksa kubur yaitu diklasifikasikan menjadi dua. Pertama terkumpul dalam 4 hal menjalankan ketaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala, dan Kedua, 4 hal yang lain yaitu terletak di dalam menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah subhanahu Wata'ala.

8 hal yang dapat menyelamatkan dari azab kubur

Adapun 4 ketaatan tersebut adalah:
  1. Menjaga shalat 5 waktu
  2. Sedekah
  3. Membaca Al-Qur'an, dan
  4. Memperbanyak membaca tasbih
Sedangkan yang 4 yaitu terletak pada menjauhi perilaku buruk yang dilarang oleh agama, meliputi:
  1. Berdusta
  2. Berkhianat
  3. Mengadu domba, dan
  4. Tidak bersuci setelah buang air kecil
Sahabat syariatkita, Insya Allah manakala kita mengerjakan 4 hal ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana di atas, dan kita menjauhi 4 hal lain yang dilarang oleh agama, maka kelak kita akan diselamatkan oleh Allah dari azab kubur, dan kubur kita pun menjadi terang benderang dan lapang berkat amaliah tadi.

Adapun detil keterangna masing-masing, Insya Allah akan kami bahas pada artikel berikutnya. Jadi silahkan Anda komentar atau request jika dirasa artikel tersebut bermanfaat. Sekian dan teriamakasih.

A-Syaikh ibrahim As-Samarkandi: Tambih

Thursday, May 7, 2020

5 Golongan Yang Akan mendapat Kabar Gembira Menjelang Kematiannya

5 Golongan Yang Akan mendapat Kabar Gembira Menjelang Kematiannya

Assalamu'alaikum sahabat syariatkita, tema artikel kali ini sungguh sangat menggembirakan dan juga sangat mencemaskan. Mengapa bisa bisa demikian? Hal tersebut tentunya dikarenakan posisinya antara harap dan cemas yaitu berharap mesuk ke dalam 5 golongan yang mendapatkan kabar gembira sebelum kematian menjemput dan cemas bahkan takut manakala kita tidak termasuk 5 golongan tersebut. Jelas saja orang yang termasuk ke dalam 5 golongan tersebut merekalah yang menuai kebahagiaan begitu juga sebaliknya, yaitu mereka yang tidak termasuk 5 golongan tadi adalam orang yang menuia kerugian di hari kiamat kelak.

Lantas siapa saja 5 golongan yang akan mendapat kabar gembira menjelang kematiannya? Akan kami bahas untuk Anda sahabat syariatkita, mudah-mudahan kita termasuk ke dalam 5 golongan tersebut ya sahabat. Amin.. Akan tetatpi sebelum kami lanjut ke pembahasan, kami memberitahukan kepada para sahabat, bahwasanya sahabat sekalian juga dapat membaca artikel kami yang lain di bawah ini:

==> Baca Juga: 
Oke sahabat kita lanjutkan ke pambahasan ya, jadi 5 Golongan Yang Akan mendapat Kabar Gembira Menjelang Kematiannya adalah mereka yang sebelum kematiannya datang atau ajalmya menjemput mereka akan didatangi oleh malaikat dengan wajah yang ganteng, putih, berseri dan sangat harum, yang memberikan kabar bahagia tentang tempat kembalinya orang-orang tersebut yaitu ke dalam surganya Allah Subhanahu Wata'ala.

5 golongan yang akan mendapatkan kabar gembira sebelum kematiannya

Ke 5 golongan tersebut adalah:
  1. Al-Mu'minin
  2. Al-Mukhlisin
  3. At-Tawwabin
  4. Az-Zuhhad, dan
  5. Al-Ulama'
Adapun keterangan 5 golongan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Al-Mu'minin; yaitu orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala

Sahabat orang yang telah beriman kepada Allah, ia tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya, maka sekalipun ia melakukan dosa asalkan sudah bertaubat kepada Allah dan tidak mengulanginya lagi maka sebelum kematiannya menjemput akan datang malaikat kepadanya seraya berkata:

لَا تَخَافُوْا تَأْبِيْدَ الْعَذابِ وَلاَتَحْزَنُوا عَلَى فَوْتِ الثَّوَابِ وَأَبْشِرُوْا بِالْجَنَّة

"Janganlah kalian takut akan kekal di dalam siksa, dan jangan pula bersedih tidak mendapat pahala (amal kalian), bergembiralah kengan surga (yang telah dijanjikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala."

Mengapa malaika nmengatakan demikian kepada orang yang beriman? Hal ini jelas, bahwasanya seorang yang beriman sekalipun melakukan dosa dalam kehidupannya akan tetapi ia masih mengakui Allah sebagai Tuhannya. Sehingga dengan demikian masih ada kebaikan yang terkandung di dalam dirinya yaitu keimanan. Dengan demikian meskipun ia kelak dimasukkan oleh Allah kedalam neraka, akan tetapi itu tidak selamanya, karena pada saatnya nanti Allah akan mengangkatnya dari neraka manakala hisabnya telah selesai.

Berkaitan dengan hal ini, di dalam hadis dijelaskan:

اِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنِّة اَلْجَنَّةَ وَاَهْلُ النَّارِ اَلنَّارِ يُخْرِجَ اللهُ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرّةٍ مِنْ اِيْمَان

"Ketika penghuni surga sudah masuh surga (semuanya), dan penghuni neraka sudah masuk neraka (semuanya), kemudian Allah Subhanahu Wata'ala akan mengeluarkan (dari neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan sekalipun seberat biji sawi."

Masya Allah alangkah mulianya karunia Allah kepada hambanya. Orang yang bermaskiat sekalipun manakala ia masih malu ketika melakukan maksiat karena sadar ada Allah yang Maha Melihat segala perbuatannya lantas ia bertaubat, kelak pasti akan diamgkat oleh Allah dari neraka. 

Selain itu, orang yang beriman juga kelak di hari kiamat masih mendapatkan peluang berupa syafaat atau petolongan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan pertolongan dari orang-orang yang saleh. Amin

2. Al-Mukhlisin; yaitu orang yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala

Sahabat tidak diragukan lagi bahwasanya keikhlasan menjadi kunci diterimanya setiap amal perbuatan. Amal sebaik apapun manakala didasari sifat riya' sum'ah dan karena orang lain maka pahala amalnya nol di sisi Allah Subhanahu Wata'ala. (Baca: Ciri-ciri Orang yang Ikhlas di sini). 

Bagi orang yang ikhlas dalam amal perbuatannya, maka kelak sebelum kematiannya datang menjemput Allah akan mengutus malaikat kepadanya seraya berkata:
  1. Janganlah kalian takut tidak diterimanya amal ibadah kalian, karena amal kalian pasti diterima oleh Allah
  2. Janganlah kalian bersedih karena tidak mendapatkan pahala dari amal kalian (selama di dunia), karena kalian mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah subhanahu Wata'ala, dan
Dengan demikian, maka orang yang dalam perbuatannya seanantiasa mengharapkan ridha Allah semata maka kelah seluruh amalnya akan diterima oleh Allah, sehingga kematian dan hari akiamat tidak perlu dirisaukan baginya.

3. At-Tawwabin; yaitu orang yang bertaubat kepada Allah sebelum ajalnya menjemput

Bagi orang yang bertaubat kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang artinya orang yang menyadari kesalahan yang pernah di lakukan lalu memohon ampunan Allah dan memohon rahmat-Nya, serta tidak lagi mengulangi kesalahan yang serupa, maka sebelum kematiannya datang atau pada saat sakaratul maut akan datang kepadanya malaikan yang memberikan kabar gembira mengenai tempat kembalinya kelak di hari kiamat. Lantas bagaimana kita bisa mengetahui taubatnya seseorang itu diterima oleh Allah? (Baca: 8 Tanda Diterimanya Taubat di sini), atau Anda ingin mengetahus syarat taubat yang diterima oleh Allah? (Baca: Taubat Nasuha; Syarat dan Maknanya di sini)

Bagi orang yang bertaubat dari dosa yang pernah dilakukan maka tentunya harus melalui tahapan sebagai mana yang diajarkan oleh agama Islam; yang meliputi; memohon ampunan kepada Allah (istighfar), menyesali dari dosa yang telah dilakukan, tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya. Dalam tahapan dosa yang lebih besar, biasanya seseorang melakukan bersama dengan shalat taubat. (Baca: Dasar Hukum Shalat Taubat di sini)

Adapun kabar bahagia yang diberikan oleh malaikan menjelang kematian orang yang bertaubat adalah:
  1. Janganlah kalian bersedih atas dosa-dosa kalian, karena Allah telah mengampuninya
  2. Janganlah kalian susah atas amal yang kalian lakukan setelah taubat, karena amalnya diterima oleh Allah
Itulah kabar gembira yang diberikan oleh malaikan kepada orang yang bertaubat dari dosa yang dilakukan. Malaikan akan akan memberikan kabar gembira kepada orang tersebut menjelang kematiannya. Semoga Allah berkenan mengampuni segala dosa kita dan menerima taubat kita. Amin

4. Az-Zuhhad; yaitu orang yang menghindar dari kemewahan dunia

Sahabat, orang yang zuhud bukan mereka yang menghindari kehidupan 100 % dari dunia. Melainkan orang yang zuhud adalah orang yang hanya menggunakan kemewahan atau kemegahan dunia seperlunya saja. Selabihnya harta benda dan kekayaan yang ia miliki mereka gunakan untuk menggapai ridho Allah semata seperti: untuk sabilillah, mendirikan masjid, membantu fakir miskin dan untuk kegiatan lain yang menopang syiar agama Islam.

Adapun kabar gembira yang disampaikan oleh malaika nkepada orang yang zuhud selama hidup di dunia adalah:
  1. Janganlah kalian takut pada hari dimana Allah Subhanahu Wata'ala mengumpulkan semua makhluknya unutk di hisab. Hal ini dakarenakan, orang yang zuhud atau menghindar dari kemegahan dunia jelas lah hisabnya akan ringan. Karena ia tidak lagi ditanya mengenai hartanya di dunia, karena ia hanya menggunakannya sekedarnya saja, dan jikalau ada kelebihanpun mereka dermakan di jalan Allah dan untuk kepentingan yang dapat mendatangkan ridha Allah.
  2. Janganlah kalian bersedih dengan sedikitnya amal kalian, karena amal kalian telah dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Subhanahu Wata'ala 
Dengan demikian sudah barang tentu orang yang zuhud di dunia dengan ia aka sedikit hisabnya, ini dikarenakan hisab yang berat kelak di akhirat dikarenakan masalah harta atau masalah dunia. Sehingga dikatakan kepada orang yang kaya kelak di akhirat:

مِنْ أَيْنَ اِكْتَسَبَ وَاِلَى َايْنَ اَنْفَقَ

"(Hartamu) engkau peroleh dari mana dan di dermakan kemana."

Dengan demikian orang yang zuhud ia akan terlepas dari pertanyaan sebagaimana di atas. Sedangkan orang yang kaya pertanyaanya tidak saja dari cara memperoleh hartanya; apakah dari cara halal, subhat atau haram saja. Akan tetapi pentasarufan harta pun dutanyakan oleh Allah, apakah diidermakan di jalan Allah atau yang lain.

5. Al-Ulama'; yaitu orang pandai ilmu agama

Ulama yang kelak mendapatkan kabar gembira sebelum ajal menjemputnya adalah mereka yang dengan ilmunya mengajarkan kebaikan kepada orang lain dan mereka pun mengamalkan ilmunya. 

Adapun kabar gembira yang disampaikan oleh malaikan sebelum ajal menjemputnya adalah:


لاَ تَخَافُوْا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا تَحْزَنُوْا فَاِنَّهُ يَجْزِيْكُمْ بِمَا عَمِلْتُمْ وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ لَكُمْ وَمَنْ اِقْتَدَى بِكُمْ

"Janganlah kalian takut dan jangan pula bersedih menghadapi kiamat (kelak), karena Allah membalas amal kalian, dan berbahagialah kalian karena surga telah menanti kalian dan pengikut kalian."

Alangkah beruntungnya mereka yang mendapat rahmat Allah sehingga sebelum ajal menjemput sudah diberitakan kabar gembira berupa surga yang kelak menjadi tempat kembalinya. Semoga kita semua tergolong kedalam orang-orang ynag diampuni dosanya dan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu Wata'ala. Amin


Wednesday, May 6, 2020

2 Kebahagiaan Orang Yang Berpuasa

2 Kebahagiaan Orang Yang Berpuasa

Sahabat syariat kita, tidak terasa ternyata hari ini, Rabu 06 Mei 2020 kita telah memasuki hari puasa yang ke 13 yang berarti hampir separuh puasa Ramadhan di tahun ini kita jalankan. Dengan demikian seharusnya kita lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dalam menjalan ibadah, seperti: memperbanyak tadarus Al-Qur'an, bersedekah, menolong orang lain, dan segala macam kebaikan yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Kendatipun demikian, kita harus tetap bersyukur bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan 2 kebahagiaan apa sajakah itu? Akan kami bahas dalam artikel kali ini.

2 kebahagiaan bagi orang yang berpuasa

Akan tetapi sebelum kita menuju pembahasan 2 kebahagiaan bagi orang yang berpuasa, maka kita perlu mencontoh apa yang dilakukan oleh baginda Agung Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dimana beliau menjaleng sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan senantiasa memperbanyak amal kebaikan dan membangunkan keluarganya untuk lebih menekuni ibadah di bulan Ramadhan tersebut. Hal tersebut di karenakan, pahala ibadah yang di lakukan di Bulan Ramadhan memiliki keutamaan lebih dibanding di hari selain Ramadhan. Baca: Keutamaan Bulan Ramadhan dan Dalilnya di Sini


Lantas apa 2 kebahagiaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala bagi orang yang berpuasa? Rasulullah SAW bersabda:

لَلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ اْلأِفْطَارِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّه

"Orang yang berpuasa itu memiliki 2 kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Tuhan-nya."

Dari keterangan hadis di atasa, jelaslah bagi kita bahwasanya Allah akan memberikan kebahagiaan kepada orang yang berpuasa dengan 2 hal yaitu:
  1. Kebahagiaan ketika berbuka, dan
  2. Kebahagiaan ketika bertemu dengan Allah Subhanahu Wata'ala
Sahabat alangkah beruntungnya orang yang berpuasa, di siang harinya kita menahan lapar dan dahaga, ia juga menahan semua hal yang dapat membatalkan puasa. Akan tetapi ketika adzan maghrib berkumandang sungguh kebahagiaan tiada kepalang, hanya dengan meneguk air putih atau satu kurma saja sungguh kenikmatan dapat ia rasakan, nikmat tiada tara sebagai ganti siang hari dimana ia harus menahan rasa haus dan lapar. Inilah keutamaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala.

Keutamaan yang diperoleh orang yang berbuka sejatinya adalah kenikmatan yang mungkin biasa saja, aka ntetapi hakikat kenikmatan yang di dapat oleh orang yang berbuka puasa bukanlah kenikmatan semata-mata dapat kembali makan dan minum daja. Akan tetapi kenikmatan maknawi yang hakiki yaitu ia memperoleh ridho Allah. Inilah puncak kenikmatan seorang hamba. 

Dalam hal ini, orang yang berpuasa ia berarti telah menjalankan ketakwaan kepada Allah dengan kepatuhan menjalankan puasa dan ketaatan lainnya. Perut lapat selama siang bolong, tenggorokan pun harus rela menahan keringnya siang hari, akan tetapi meraka rela menjalankan puasa demi ketekawaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala, sehingga pantaslah baginya ketika Allah Subhanahu Wata'ala memberikan ridho-Nya menjelang berbuka.

Adapun kenikmatan orang yang berpuasa yang berupa dapat berjumpa kepada Allah Subhanahu Wata'ala, itu adalah kenikmatan seorang hamba dan anugerah yang sangat besar, bukan hanya besar tapi sudah istimewa, Mengapa demikian, hal tersebut dikarenakan tiada kenikmatan yang melebihi bertemunya hamba dengan Tuhannya. Karena kenikmatan bertemu Allah merupakan puncak dari segala kenikmatan. 

Akan tetapi kenikmatan bertemu Allah tentunya hanya bisa dirasakan oleh hamba, manakala ia benar-benar menjadi seorang hamba yang muttaqin (menjalankan seluruh ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi segala larangannya). Dan hal itu diantaranya dapat diperoleh seseorang dengan menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian orang yang berpuasa dengan segenap ketulusan dan keikhlasan hati dengan mengharap keridhaan Allah semata dan mengharapkan pahala di sisi-Nya, maka kelak di akhirat ia akan dikaruniai oleh Allah Subhanahu Wata'ala berupa dapat melihat-Nya. Mudah-mudahan Allah perkenankan segala doa kita, menerima segala amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini sehingga kita memperoleh kenikmatan yang dijanjikan oleh-Nya. 

6 Unsur Suksesnya Dakwah Islamiyah

6 Unsur Suksesnya Dakwah Islamiyah


Sahabat syariatkita, sudah menjadi nash Al-Qur'an bahwasanya manusia dilahirkan sebagai pembawa misi dakwah. Baca: Apa Yang Dimaksud Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Masing-masing dari mereka tentunya memiliki peran masing-masing, yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Bagian inilah yang membentuk suatu komponen yang dinamakan dengan nsur-unsur dakwah. Adapun unsur tersebut meliputi meliputi:
  1. Da'i (pelaku dakwah) 
  2. Mad'u (objek dakwah/masyarakat)
  3. Maddatu Ad-Da'wah (materi dakwah) 
  4. Wasilatu Ad-Da'wah (media dakwah)
  5. Thariqatu Ad-Da'wah (metode dakwah), dan 
  6. Atrsaru Ad-Da'wah (efek dakwah).

Da'i (pelaku dakwah)

Da'i dalam masyarakat secara umum sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ceramah ajaran Islam). Padahal sebutan demikian justru mengandung pengertian atau konotasi yang sempit, sehingga hanya muballigh lah yang berkewajiban menyampaikan ceramah agama saja. 

Padahal kewajiban dakwah adalah diperuntukkan bagi senua kaum muslimin, yang tentunya sesuai dengan posisi mereka masing-masing. Baca: Dasar Hukum Dakwah di sini. Hal tersebut  dikarena, stigma yang ada di masyarakat umum hanya mengartikan "muballigh"sebagai penceramah dalam pengajian-pengajian saja.

Dengan demikian, penggunaan kata da'i yang hanya berafiliasi pada makna muballigh perlu dijelaskan kembali kepada masyarakat agar ruang geraknya dalam menyampaikan misi kenabian dapat terejawantahkan dengan lebih baik.

6 unsur suksesnya dakwah

Masyarakat sebagai unsur dakwah, memiliki hubungan erat dengan suksesnya dakwah. Hal tersebut dikarenakan heterogenitas dan latar belakang masyarakat yang sangat berbeda membuat penerimaan pesan pun bisa jadi berbeda-beda. Sehingga dikatakan dakwah sukses di satu tempat tetapi di tempat lain bisa jadi tidak, hal ini dikarenakan perbedaan latar belakang masyarakat, budaya dan elemen lain yang mempengaruhinya.


Dalam hal ini, masyarakat sebagai mad'u atau objek dakwah dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:
  1. Masyarakat yang sudah beragama Islam dan menjalankan ibadahnya sesuai dengan yang dituntunkan oleh syariat.
  2. Masyarakat yang sudah beragama Islam tapi belum taat menjalankan ibadahnya (munafik, fasik dan lain sebagainya), dan
  3. Masyarakat yang belum beragama Islam
Corak keberagaman masyarakat sebagaimana disebutkan di atas, tentunya membutuhkan cara dakwah dan perlakuan yang berbeda-beda agar masarakat dapat menerima dakwah yang hendak kita sampaikan.


Maddatu Ad-Da'wah (materi dakwah) 

Sebagaimana disebutkan dalam poin sebelumnya (masyarakat sebagai objek dakwah), maka materi yang hendak disampaikannya-pun haruslah berbeda. Sehingga tidak mungkin orang yang belum beraga Islam akan langsung diajarkan shalat, begitu juga orang yang telah beragama Islam dengan ketaatan beragama yang baik ia hanya diajarkan tentang masalah-masalah dasar beragama saja. Tentunya jika demikian maka kemajuan dakwah sebagaimana meteri yang disebutkan tidak akan membawa perubahan yang signifikan ke arah perubahan yang lebih baik.

Dengan demikian, ibarat orang minum obat harus ada aturan yang mengatur dosis yang tepat sehingga pasien yang terdiagnosa dengan penyakit tertentu dengan izin Allah Subhanahu Wata'ala dapat sembuh dari sakitnya. Begitu pula dengan materi dakwah, harus ada peningkatan kurukulum sehingga masyarakat dapat mengetahui agama ke jenjang lebi tinggi.


Wasilatu Ad-Da'wah (media dakwah)

Perkembangan dunia industri 4.0 ini memungkinkan dakwah dilakukan dengan berbagai media online. Dengan demikian masyarakat sebagai objek dakwah dapat melihat dan menyaksikan kapanpun dan dimanapun mereka berada tentang materi dakwah sesuai dengan sumber yang diinginkan. Sebagai salah satu contoh, masyarakat yang terdampak covid-19 sehingga tidak bisa keluar rumah maka ia dapat mengikuti pengajian secara online melalui media live streaming youtube atau facebook.

Sehingga bagi masyarakat yang lagi bermalas-malasan saja untuk membaca Al-Qur'an, mereka tetap dapat beribadah hanya dengan mendengar murottal online seperti di bawah ini:
QS. Al-Mulk Oleh As-Syaikh Abdurrahman As-Sudais:


Kendatipun kemajuan era ditigal ini membawa dampak yang sangat positif bagi kemajuan dakwah, akan tetapi juga banyak dampak negatifnya (insya Allah akan dibahas dalam artikel selanjutnya).


Thariqatu Ad-Da'wah (metode dakwah)

Antara media dakwah dan metode dakwah sebenarnya memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga dikatekan setiap metode dakwah memerlukan media yang sesuai, sehingga terjalin sinergitas demi tercapainya tujuan dakwah.

Terkait dengan metode dakwah, disebutkan dalam Surah An-Nahl ayat:125 sebagai berikut:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk".


Ayat sebagaimana di atas mengajarkan kepada kita tentang metode dakwah sesuai dengan Al-Qur'an meliputi:
  • Hikmah; yaitu upaya menyeru menuju jalan Allah dengan cara yang bijaksana, tidak memaksa dan toleransi
  • Mau'izah al-hasanah; yaitu penyampaian misi dakwah dengan tutur kata (ceramah) yang baik, tidak menyakiti hati masyarakat dan tidak arogan.
  • Mujadalah billati hiya ahsan; yaitu pesan dakwah yang disampaikan dengan saling berargumen. Artinya manakala masyarakat sebagai objek dakwah melakukan bantahan dan menginginkan sumber dakwah yang lebih jelas maka sang da'i dapat menjelaskan argumennya berdasarkan sumber-sumber yang valid. Dan objek dakwah juga mengutarakan argumennya, untuk ditemukan titik kebenaran dari kedua belah pihak.
Dengan demikian, maka kunci keberhasilan dakwah tentunya tidak bisa terlepas dari apa yang dinamakan dengan metode dakwah itu sendiri.


Atrsaru Ad-Da'wah (efek dakwah)

Sahabat syariat kita, banyak orang mengatakan bahwa "Usaha tidak menghianati hasil." Nampaknya istilah tersebut begitu populer da kalangan para pelaku usaha. Lantas bagaimana dengan dakwah sendiri?

Dalam hal ini, sukses tidaknya penyampaian misi dakwah tentunya sangat bergantung dengan kompleksitas dimana seseorang melakukan dakwah pada waktu itu, sehingga barometer tidak bisa diambil dari salah satu unsur saja, melainkan kombinasi dari sekian unsur dakwah sebagaimana yang kami kemukakan menjadi kuci utama suksesnya Dakwah Islamiyah. 

Dalam istilah dakwah Atrsaru Ad-Da'wah (efek dakwah) sering disebut dengan istilah feed back atau umpan balik. Sehingga reaksi atau pesan yang disampaika ndalam dakwah kadang tidak langsung dapat disaksikan atau dilihat, melainkan membutuhkan proses yang bisa jadi lama, sebentar atau beberapa hari kemudian. Kendatipun demikian, atsar dakwah atau efek dakwah yang mungkin bisa langsung kita lihat yaitu manakala kita mengajarkan pengetahuan kepada seseorang, lalu orang tersebut dalam majlis tersebut melakukan atau mempraktekkan apa yang kita ajarkan. Akan tetapi hal ini belum menjadi jaminan bahwa di waktu yang lain mereka akan dapat melakukannya dengan istiqomah. 

Dengan demikian, proses keberlangsungan dakwah dengan harapan dapat membawa perubahan masyarakat menjadi lebih baik, selamat dunia akhirat maka diperlukan usah akeras dan kontinuitas yang harus dijaga, hingga tujuan inti daripada dakwah yaitu menyelamatkan manusia dari neraka dapat terealisasi.

Dapatkan Artikel Kami Gratis

Ketik email Anda di sisi:

Kami akan mengirimkannya untuk Anda

Quality Content