HADIS-HADIS SEPUTAR ADZAN
Adzan merupakan seruan yang dikumandangkan oleh seorang
muadzin, guna mengabarkan kepada kaum muslimin bahwa waktu shalat telah tiba.
Adzan dalam Islam pertama kali dilakukan oleh sahabat Bilal ra. di atas Ka‘bah. Meskipun demikian, dalam perkembangannya, adzan
ternyata tidak hanya identik untuk menyerukan mengenai datangnya waktu shalat,
akan tetapi adzan juga digunakan untuk sesuatu yang besar; seperti ketika ada
angin puting beliung, kelahiran seorang bayi dan menguburkan mayat dan lain
sebagainnya.
Para pembaca yang budiman, berikut saya nukilkan beberapa
hadis shahih yang berkiatan dengan adzan, dengan harapan bagi kita yang belum
mengetahui tentang dasar hukum dan ketentuannya, dapat menyelami makna dan
dasarnya sehingga apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca
khususnya kaum muslim dimanapun Anda berada. Adapun hadis-hadis tersebut saya
klasifikasikan sebagai berikut:
Permulaan Diperintahkannya Adzan
حَدَّثَنَا
عِمْرَانُ بْنُ مَيْسَرَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ
عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: ذَكَرُوا النَّارَ وَالنَّاقُوسَ فَذَكَرُوا
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ
الْإِقَامَة
“'Imran bin Maisarah bercerita kepada kami, 'Abdul Warits bercerita kepada
kami, Khalid Al Hadza' bercerita kepada kami dari Abu Qilabah dari Anas bin
Malik, ia berkata, ‘Orang-orang menuturkan tentang api dan lonceng (dalam
mengusulkan cara memanggil shalat). Lalu ada juga di antara mereka yang
mengusulkan seperti kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nahrani. Maka Bilal
diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dengan dua kali dua kali dan iqamat
dengan bilangan ganjil.’" (Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 568)
Ketentuan Bacaan Adzan
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بْنُ زَيْدٍ عَنْ سِمَاكِ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ
أَنَسٍ قَالَ: أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ الْإِقَامَةَ
إِلَّا الْإِقَامَةَ
“Sulaiman bin Harb bercerita kepada kami
dengan berkata, telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Zaid dari Simak bin 'Athiyyah dari Ayyub dari Abu
Qalabah dari Anas bin Malik, ia berkata, ‘Bilal diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dengan
genap (dua kali dua kali) dan mengganjilkan iqamat, kecuali kalimat iqamat 'Qad
qaamatish shalah’ (shalat telah dikumandangkan)'." (Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 570)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ: أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَأَنْ يُوتِرَ الْإِقَام قَالَ: إِسْمَاعِيلُ
فَذَكَرْتُ لِأَيُّوبَ فَقَالَ إِلَّا الْإِقَامَةَ
“'Ali bin 'Abdullah bercerita kepada kami, Isma'il bin Ibrahim bercerita kepada
kami, Khalid dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik berkata, ‘Bilal diperintahkan
untuk mengumandangkan kalimat adzan dengan genap (dua kali dua kali) dan
mengganjilkan iqamat." Isma'il berkata, "Aku sampaikan masalah ini
kepada Ayyub, lalu ia berkata, 'Kecuali kalimat iqamat 'Qad qaamatish shalah
(shalat telah dikumandangkan)'." (Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No.
572)
Keutamaam Mengumandangkan Adzan
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ
وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ
حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ
حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا
لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى
“'Abdullah bin Yusuf bercerita
kepada kami dengan berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az
Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Jika panggilan shalat (adzan) dikumandangkan maka setan akan lari sambil
mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Apabila panggilan
adzan telah selesai maka setan akan kembali. Dan bila iqamat dikumandangkan
setan kembali berlari dan jika iqamat telah selesai dikumandangkan dia kembali
lagi, lalu menyelinap masuk kepada hati seseorang seraya berkata, 'Ingatlah ini
dan itu'. Dan terus saja dia melakukan godaan ini hingga seseorang tidak
menyadari berapa rakaat yang sudah dia laksanakan dalam shalatnya." (Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 573)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ
وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ
وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Abdullah bin Yusuf bercerita kepada kami dengan berkata, telah mengabarkan
kepada kami Malik dari Sumayya mantan budak Abu Bakar, dari Shalih dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Seandainya manusia mengetahui
apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan
mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya tmereka akan melakukannya.
Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju
shalat), niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui
kebaikan yang terdapat pada shalat 'Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan
mendatanginya walaupun harus dengan merangkak." (Dikutip dari Sahih
Bukari, hadis No. 580)
Mengeraskan Suara Adzan
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ
الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْمَازِنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا
سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ لَهُإِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا
كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ
بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ
وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ سَمِعْتُهُ
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Abdullah bin Yusuf bercerita kepada
kami dengan berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin
Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah Al Anshari Al Mazini dari Bapaknya
bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata kepadanya,
"Aku lihat kamu suka kambing dan lembah (pengenmbalaan). Jika kamu sedang
mengembala kambingmu atau berada di lembah, lalu kamu mengumandangkan adzan
shalat, maka keraskanlah suaramu. Karena tidak ada yang mendengar suara
mu'adzin, baik manusia, jin atau apapun dia, kecuali akan menjadi saksi pada
hari kiamat." Abu Sa'id berkata, "Aku mendengarnya dari Rasulullah saw."
(Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 574)
Menggerakkan Mulut Sewaktu Adzan
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ رَأَى بِلَالًا يُؤَذِّنُ
فَجَعَلْتُ أَتَتَبَّعُ فَاهُ هَهُنَا وَهَهُنَا بِالْأَذَانِ
“Muhammad bin Yusuf bercerita kepada
kami dengan berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Aun dari
Bapaknya, bahwa dia melihat Bilal mengumandangkan adzan. Aku lalu memperhatikan
mulutnya bergerak ke sana dan ke sini saat mengumandangkan adzan."
(Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 598)
Bacaan Ketika Mendengar Adzan
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ
مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ
“Abdullah bin Yusuf bercerita kepada
kami dengan berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari
'Atha bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Apabila kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti apa yang
diucapkan mu'adzin." (Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 576)
Doa Setelah Adzan
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ
بْنُ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِأَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ
النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ
آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي
وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ali bin 'Ayyasy bercerita kepada kami dengan berkata, telah menceritakan
kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad Al Munkadir dari Jabir bin
'Abdullah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa berdo'a setelah mendengar adzan, ‘allahumma rabba
haadzihid da'watit tammah washshalaatil qaa'imah. aati muhammadanil wasiilata
walfadliilah wab'atshu maqaamam mahmuudanil ladzii wa'adtah’ (Ya Allah.
Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan
ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad.
Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah
jannjikan) '. Maka ia berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat."
(Dikutip dari Sahih Bukari, hadis No. 579)
Adzan Sebelum Subuh
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ
قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ أَحَدًا مِنْكُمْ أَذَانُ بِلَالٍ مِنْ سَحُورِهِ فَإِنَّهُ
يُؤَذِّنُ أَوْ يُنَادِي بِلَيْلٍ لِيَرْجِعَ قَائِمَكُمْ وَلِيُنَبِّهَ نَائِمَكُمْ
وَلَيْسَ أَنْ يَقُولَ الْفَجْرُ أَوْ الصُّبْحُ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ وَرَفَعَهَا
إِلَى فَوْقُ وَطَأْطَأَ إِلَى أَسْفَلُ حَتَّى يَقُولَ هَكَذَا وَقَالَ زُهَيْرٌ
بِسَبَّابَتَيْهِ إِحْدَاهُمَا فَوْقَ الْأُخْرَى ثُمَّ مَدَّهَا عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ
“Ahmad bin Yunus bercerita kepada kami dengan berkata, telah menceritakan
kepada kami Zuhair, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman At
Taimi dari Abu 'Utsman Al Hindi dari 'Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Adzannya Bilal tidaklah menghalangi
seorang dari kalian, atau seseorang dari makan sahurnya, karena dia
mengumandangkan adzan saat masih malam supaya orang yang masih shalat malam
dapat pulang untuk mengingatkan mereka yang masih tidur. Dan Bilal adzan tidak
bermaksud memberitahukan masuknya waktu fajar atau shubuh." Beliau berkata
dengan isyarat jarinya, beliau angkat ke atas dan menurunkannya kembali hingga
berkata seperti ini." Zuhair menyebutkan, "Beliau berisyarat dengan
kedua jari telunjuknya, salah satu jarinya beliau letakkan di atas yang
lainnya, kemudian membentangkannya ke kanan dan kirinya." (Dikutip dari
Sahih Bukari, hadis No. 586)
Sekian sobat semoga bermanfaat, bagi sobat yang ingin artikel yang lain follow blog ane ya... tks
0 Komentar:
Post a Comment